A.
PENYAKIT
TIDAK MENULAR
1. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit penuaan di mana tulang akan semakin keropos karena usia yang semakin tua. Penyakit ini tidak menular namun akan dirasakan setiap manusia yang menginjak masa tua.
2. Penyakit
asam lambung maag
Penyebab
dari penyakit asam lambung maag adalah karena gangguan fungsional yang terjadi
karena kerja dari lambung yang tidak baik. Hal ini mempunyai suatu hubungan dengan gerakan lambung
yang biasanya berakitan dengan sistem syaraf di lambung atau secara psikologis.
Penyebab lainnya adalah karena terjadinya gangguan struktur anatomi yang
misalnya terjadi karena luka. Stres juga bisa menjadi salah satu penyebab
psikologis yang bisa mengakibatkan sistem syaraf pusat otak yang berkaitan
dengan lambung yang mengalami suatu perubahan hormonal yang ada di dalam tubuh
ehingga bisa merangsang sel-sel di dalam lambung untuk meproduksi asam secara
berlebihan.
3. Psikomatik
Keluhan psikosomatik sering ditemukan pada
praktik klinis sehari-hari. Dokter umum juga seringkali mendapati pasien dengan
keluhan psikosomatik. Kepustakaan me-laporkan lebih dari 50% pasien dengan
keluhan fisik yangtidak mempunyai penyebab objektif dari keluhannya itu.
Keluhannya bisa dari kelelahan, nyeri dada, batuk, nyeri Konsep Pendekatan
biopsikososial pada Keluhan Psikosomatik punggung, napas pendek, hingga
berbagai keluhan yang melibatkan organ tubuh. 3-6 Keluhan psikosomatik
sebaiknya dikaji dengan pendekatan pendekatan biopsikososial. Dalam praktik
sehari-hari, keluhan tersebut dapat diatasi dengan kemampuan komunikasi yang
baik dari dokter yang merawat. Rasa tertarik dokter terhadap keluhan pasien,
empati, dan apresiasi terhadap pasien, serta mem-berikan kepastian pengobatan
sering membuat pasien dengan keluhan psikosomatik menjadi lebih baik. Sayangnya
hal itu seringkali tidak dilakukan dengan baik dan menye-babkan pasien
berpindah pindah dokter untuk mencari jawaban akan keluhannya. Pasien seperti
itu sering dikenal dengan sebutan “pasien sulit” yang sering menimbulkan rasa
frustasi pada pasien dan juga dokter .
4.
Penyakit Stroke
Stroke adalah serangan otak yang timbulnya
mendadak akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak. Dengan kata lain
penyakit stroke ini merupakan penyakit pembuluh darah otak (serebrovaskuler)
yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) hal ini
disebabkan karenakan adanya penyumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh
darah menuju otak sehingga pasokan darah dan oksigen ke otak berkurang dan
menimbulkan serangkaian reaksi biokimia yang akan merusakkan atau mematikan
sel-sel saraf otak.
Tanda-tanda
utama serangan stroke :
a. Rasa
bebal atau mati mendadak atau kehilangan rasa dan lemas pada muka, tangan atau
kaki, terutama pada satu bagian tubuh saja
b. Rasa
bingung yang mendadak, sulit bicara atau sulit mengerti
c. Satu
mata atau kedua matamendadak kabur
d. Mendadak
sukar berjalan, terhuyung dan kehilangan keseimbangan
e. Mendadak
merasa pusing dan sakit kepala tanpa diketahui sebab musababnya
Selain itu harus dijelaskan
pula kemungkinan munculnya tanda-tanda ikutan lain yang bisa timbul dan atau
harus diwaspadai, yaitu;
a.
Rasa mual, panas dan sangat sering
muntah-muntah
b.
Rasa pingsan mendadak, atau merasa hilang
kesadaran secara mendadak
B.
PENYAKIT
MENULAR
1.
Penyakit Influenza
Biasa juga disebut flu. Penyakit ini
disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernafasan. Penyakit ini termasuk
jenis penyakit yang cepat sekali menular. Gejala dari penyakit influenza ini
adalah: menggigil, demam, sakit kepala, nyeri otot punggung, tubuh terasa
lemas, lelah, berkeringat, kerongkongan terasa sakit, batuk – batuk, hidung
berair, serta suhu tubuh meninggi. Cara mengobati penyakit influenza adalah
dengan cara mengkonsumsi air putih sebanyak – banyaknya dan istirahat yang
cukup.
Gejala dari penyakit demam berdarah
ini diantaranya adalah: demam secara tiba – tiba, sakit kepala berat, sakit
pada sendi dan otot, serta timbul bintik – bintik merah pada kulit. Pencegahan
dari penyakit demam berdarah ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan
nyamuk di lingkungan rumah dan masyarakat, membersihkan saluran air, menutup
tempat penyimpanan air, membersihkan dan mengurasbak mandi, serta mengubur
barang – barang bekas yang sudah tidak dipakai
2.
Penyakit Demam Berdarah (DBD)
Gejala dari penyakit demam berdarah
ini diantaranya adala demam secara tiba – tiba, sakit kepala berat, sakit pada
sendi dan otot, serta timbul bintik – bintik merah pada kulit. Pencegahan dari
penyakit demam berdarah ini bisa dilakukan dengan cara :
a. penyemprotan nyamuk di lingkungan
rumah dan masyarakat,
b. membersihkan saluran air, menutup
tempat penyimpanan air,
c. membersihkan dan mengurasbak mandi,
d. serta mengubur barang – barang bekas
yang sudah tidak dipakai
3. Penyakit Diare
Diare merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus. Orang yang terkena diare akan mengalami sering buang air
besar dengan tekstur faces yang encer. Diare berat bila tidak ditangani dengan
benar dapat menyebabkan dehidrasi serta bisa juga menyebabkan kematian.
Penyakit diare bisa disebabkan oleh
gejala luka, alergi zat tertentu, penyakit dari makanan, kelebihan mengkonsumsi
vitamin C. Penyakit diare dapat diobati dengan cara mengkonsumsi cairan yang
banyak terutama oralit sehingga bisa mengganti jumlah cairan yang keluar
melalui buang air besar.
4. Penyakit Tuberkulosis (TB/TBC)
TBC disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang semua bagian tubuh tapi yang
terbanyak adalah paru-paru. Orang yang terkena TB bisa menularkan ke orang lain
melalui sistem pernapasan. Penyakit TBC
kini makin sulit disembuhkan sesudah ditemukannya virus yang bermutasi XDR-TB
yang kebal terhadap obat-obat yang ada saat ini
5. Penyakit Cacar
Cacar air yang disebabkan virus Varicella
Zoster ini bersifat menular. Pada kulit penderita akan ditemukan sekumpulan
bintik-bintik kecil, bersisi cairan, atau keropeng. Bintik-bintik tersebut
membuat penderita merasa gatal. Efek jangka panjangnya adalah cacat pada kulit,
infertilitas, dan kadang-kadang kebutaan. Gejala lainnya seperti demam, sakit
kepala, nyeri tubuh dan ruam.
C. FAKTOR PENDEKATAN BIOPSIKOSOSIAL
PEMICU PENYAKIT MENULAR ATAUPUN TIDAK MENULAR
Konsep pendekatan
biopsikososial memberikan suatu gambaran yang menyeluruh tentang munculnya
suatu kondisi sakit yang dihubungkan dengan faktor lingkungan dan stres yang
terkait di dalamnya. Kondisi lingkungan, dalam hal ini dukungan sosial, dapat
juga memberikan perbaikan kondisi.
1.
Hubungan pendekatan biopsikososial dengan
penyakit tidak menular
Pendekatan model pendekatan biopsikososial dalam dunia
medis ini melibatkan suatu konsep hubungan interaksi antara faktor biologis,
psikologis dan sosial dalam upaya mengerti suatu proses penyakit dan sakitnya
seseorang. Pendekatan ini pula yang membawa pengertian bukan saja dari segi
medis fisik, tetapi juga dari kondisi psikologis yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
Hubungan
pendekatan biopsikososial dengan penyakit tidak menular dapat dilihat beberapa
garis hubungannya dengan satu contoh penyakit yaitu kanker serviks.
Kanker serviks sampai saat ini merupakan salah satu
penyebab kematian kaum wanita yang cukup tinggi, baik di negara-negara maju
maupun Negara berkembang seperti Indonesia. Setiap tahun ditemukan kurang lebih
500.000 kasus baru kanker serviks dan tiga perempatnya terjadi di negara yang
berkembang. Data yang berhasil dihimpun oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia menunjukkan, bahwa angka kejadian kanker di Indonesia sampai saat ini
diperkirakan setiap tahun muncul sekitar 200.000 kasus baru dimana jenis
terbesar dari kanker tersebut adalah kanker serviks (Susanto,1998).
Masalah yang terjadi pada klien dengan kanker serviks
sangat kompleks, menyangkut aspek bio-psiko-sosial dan spiritual Apabila
masalah itu terjadi seumur hidup, maka dapat menyebabkan rendahnya kualitas
kehidupan klien dengan kanker serviks Konsep pendekatan biopsikososial
memungkinkan suatu pemahaman yang menyeluruh tentang munculnya suatu kondisi
sakit yang dihubungkan dengan faktor lingkungan dan stres yang terkait di
dalamnya. Sebaliknya, kondisi lingkungan dalam hal ini dukungan sosial dalam
konsep pendekatan biopsikososial dapat membe-rikan perubahan pada kondisi
sakit.
Biologis dengan menggunakan obat, psikologis dengan
menggunakan psikoterapi, sosial dengan menggunakan dukungan dan modifikasi
sosial.
REAKSI DAN PENDEKATAN
BIOLOGIS
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi
pada serviks, di mana pada keadaan ini terdapat kelompok sel abnormal yang oleh
sel-sel jaringan yang tumbuh secara terus menerus dan tidak terbatas, tidak
terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh sehingga jaringan sekitarnya tidak
melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya.
Keadaan fisik Yang paling
umum dialami oleh klien dengan kanker diantaranya pengrusakan organ tubuh, nyeri, penurunan berat
badan, bau cairan cervik yang
menyengat,.. dan Pada
klien kanker serviks yang menjalani kemoterapi dapat terjadi efek samping yang
ditimbulkan secara fisik seperti leukopenia, anemia, stomatitis, malaise, mual
dan muntah, diare, lesu, lemas, perubahan kulit dan kerontokan rambut (Young
dalam Novak, 1995).
Adanya efek samping seperti tersebut ditambah dengan
nyeri hebat akibat proses keganasan yang khas terjadi pada kanker serviks
stadium lanjut akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia
sehingga dapat terjadi gangguan seperti: perubahan nutrisi, perubahan
kenyamanan, kerusakan mobilitas fisik, resiko terhadap cedera, kurang perawatan
diri dan intoleransi aktivitas (Carpenito, 1997).
Sedangkan pengangkatan seluruh atau sebagian rahim akan
memberi banyak pengaruh terhadap fungsi reproduksi klien. Jika dilihat dari
gejala klinik kanker serviks pada stadium lanjut seperti keputihan yang gatal
dan berbau busuk, pendarahan kontak, pendarahan spontan dan nyeri yang hebat,
maka penyakit ini sudah sejak lama dikaitkan dengan gangguan fungsi seksual
yang merupakan ciri khas dari penyakit kanker ginekologis ini.
Perubahan-perubahan sistem dan fungsi tubuh yang terjadi
pada klien kanker serviks stadium lanjut akan menyebabkan pula
perubahan-perubahan pada penampilan, status dan peran, mobilitas fisik,
aktivitas dan pekerjaan sehari-hari yang pada akhirnya mempengaruhi kehidupan
klien sehari-hari dalam berhubungan dengan orang lain karena terdapat perbedaan
antara kondisi sehat dengan kondisi sakit khususnya dalam pemenuhan kebutuhan
dasar manusia, di mana dalam kondisi sakit memerlukan bantuan orang lain.
Dampak fisik yang sedemikian kompleksnya dapat menjadi
pemicu munculnya kondisi yang menekan atau stres pada diri klien. Dengan
demikian, penanganan secara fisik (misalnya melalui terapi medis) dan
psikologis (misalnya penanganan stres) sangat baik dilakukan pada masa dini,
karena melalui penanganan tersebut diharapkan klien akan cepat merasa tenang,
terlepas dari kondisi stres dan perasaan tertekan, sehingga dengan demikian
diharapkan klien dapat memperoleh prognosis yang lebih positif.
REAKSI DAN PENDEKATAN
PSIKOLOGIS
Klien dengan diagnosis
kanker akan mengalami keadaan psikologis akibat perubahan perubahan yang
terjadi pada fisiknya seperti cairan bau ,gangguan seksual / reproduksinya,dan
lain sebagainya akan berdampak pada reaksi psikologis terhadap
diagnosis kanker yang harus dihadapinya
adalah berupa rangkaian terapi atau pengobatan yang dijalani klien dan
“kondisi fisiknya yang baru”.
Klien akan
mengalami beberapa keadaan Psikologik tersebut seperti :
1.
Shock
atau kaget,pada saat menerima kabar berita tentang diagnosis penyakitnya dari
hasil pemeriksaan dokter atau rumah sakit.
2.
Denial
atau penolakan,klien merasa tidak percaya akan penyakit yang dideritanya dan
dia masih menyalahkan hasil pemeriksaan
3.
Marah,berusaha
menolak keadaan sakitnya dan selalu menyesali mengapa hal ini terjadi pada
dirinya
4.
Kecemasan
dan ketakutan dengan adanya pengrusakan,nyeri,penurunan Berat badan penipisan
finansial, dan sebagainya
5.
Depresi
dan merasa kesepian,
6.
Merasa
tidak berdaya dan putus asa,klien merasa tidak dapat menjalankan fungsinya
sebagai seorang isteri dan ibu,ini kaitannya dengan keadaan sosial pasien.
7.
Malu
karena bau
Mereka memerlukan orang
yang terdekat untuk mengekspresikan perasaan dan pemikirannya Pada
saat stres, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Dukungan
ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakit yang dialami,
khususnya jika penyakit yang memerlukan proses penyembuhan yang lama dengan hasil yang belum pasti. Sembahyang
atau berdoa, membaca kitab suci dan praktek keagamaan lainnya membantu memenuhi
kebutuhan spiritual dan mendapatkan kekuatan untuk bertahan hidup.
Apabila klien tidak
dapat menyeimbangkan keadaan psikologi ini maka akan berpengaruh pada keadaan
biologis atau fisiknya,keadaan psikologis yang buruk akan memperberat keadaan/prognosis
dan proses penyembuhan penyakitnya
REAKSI DAN PENDEKATAN
SOSIAL
Kondisi-kondisi
seperti di atas tentu berdampak pada relasi sosial klien dan ini akan berlangsung secara terus menerus bahkan
terjadi perubahan dalam kehidupan sosial klien. Perubahan ini
bisa berupa perubahan status sosial karena kehilangan pekerjaan dari tempat
kerja klien dan atau perubahan peran dan tugas di rumah karena klien sudah
tidak mampu baik sebagai seorang
isteri yang melayani fungsi seksual kepada suaminya atau fungsinya kepada
keluarga karena ketidak berdayaan penyakitnya dimana pasien tidak boleh bekerja
keras dan harus istirahat,dia mengalami gangguan interksi sosial akibat
keadaannya,klien lebih cendrung menarik diri dan menyendiri.
Klien juga Merasa
Tidak Mampu dan Tidak Sempurna dalam Melakukan Ibadah,kegiatan organisasi atau kegiatan lain yang pernah
dilakukannya sebelum klien menderita kanker.
Keadaan psikologis
seperti marah, tersingggung atau depresi akan membuat interaksi sosial nya
semakin tidak baik,klien selalu merasa minder dengan keadaanya sehingga dia
menarik diri dari interkasi dengan orang lain.
Peran orang orang
terdekat sangatlah bermanfaat sehingga klien tetap berinteraksi dengan keadaan
sekitarnya,orang orang terdekat tersebut haruslah sabar dan senantiasa tidak
menjauh dari klien,karena jika klien dapat bertahan dalam interaksi sosialnya
yang baik ini akan mempengaruhi pula keadaan psikologisnya.keadaan keadaan
psikologis sedikit demi sedikit akan terkikis dan klien akan merasakan kedamaian
dan ketenangan,sehingga pada akhirnya akan berdampak pula pada proses
fisiologik atau biologis yaitu penyembuhan penyakitnya.
8.
Hubungan pendekatan
biopsikososial dengan penyakit menular
Penyakit menular merupakan
penyakit yang disebabkan oleh agen biologi penyebab penyakit, bukan disebabkan
oleh faktor kimia maupun fisik. Agen biologi atau mikroorganisme penyebab
penyakit menular dikelompokkan menjadi virus, ricketsia, bakteri, jamur,
protozoa, serta cacing.
Hubungan pendekatan biopsikososial dengan
penyakit menular dapat dilihat pada contoh penyakit dibawah yaitu penyakit flu
burung (virus H5N1).
REAKSI DAN PENDEKATAN
BIOLOGIS
Penyakit dimulai dari infeksi virus pada sel epitel
saluran napas. Virus ini kemudian bereplikasi sangat cepat hingga menyebabkan
lisis sel epitel & terjadi deskuamasi lapisan epitel saluran napas.Pada
tahap infeksi awal, respons imun innate akan menghambat replikasi virus.
Apabila kemudian terjadi re-eksposure, respons imun adaptif yang bersifat
antigen spesific mengembangkan memori imunologis yang akan memberikan respons
yang lebih cepat. Replikasi virus akan merangsang pembentukan sitokinin termasuk IL-1,
IL-6 dan TNF-Alfa yang kemudian masuk ke sirkulasi sistemik & pada
gilirannya menyebabkan gejala sistemik seperti demam, malaise, myalgia dll.
Pada keadaan tertentu seperti kondisi sistem imun yang menurun virus dapat
lolos masuk sirkulasi darah & ke organ tubuh lain. Bila strain/subtipe
virus baru yang menginfeksi maka situasi akan berbeda. Imunitas terhadap virus
subtipe baru yang sama sekali belum terbentuk dapat menyebabkan keadaan klinis
yang lebih berat. Sistem imunitas belum memiliki immunological memory terhadap
virus baru. Apalagi bila virus subtipe baru ini memiliki tingkat virulensi atau
patogenisitas yang sangat tinggi seperti virus H5N1. Tipe virus yang berbeda
akan menyebabkan respons imun & gejala klinis yang mungkin berbeda.
Diketahui bahwa pada infeksi oleh virus influenza A H5N1 terjadi pembentukan
sitokin yang berlebihan (cytokine storm) untuk menekan replikasi virus, tetapi
justru hal ini yang menyebabkan kerusakan jaringan paru yang luas & berat.
Terjadi pneumonia virus berupa pneumonitis intertitial. Proses berlanjut dengan
terjadinya eksudasi & edema intraalveolar, mobilisasi sel sel radang dan
juga eritrosit dari kapiler sekitar, pembentukan membran hyalin dan juga
fibroblast. Sel radang akan memproduksi banyak sel mediator peradangan. Secara
klinis keadaan ini dikenal dengan ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome).
Difusi oksigen terganggu, terjadi hipoksia/anoksia yang dapat merusak organ
lain. Proses ini biasanya terjadi secara cepat & penderita dapat meninggal
dalam waktu singkat karena proses yang ireversibel.
(Emedicine,2009)
REAKSI DAN PENDEKATAN
PSIKOLOGIS
Psikososial
yang dialami seseorang dalam penyakit-penyakit yang kadang memiliki persentasi
kesembuhan kecil akan memiliki tekanan-tekanan psikologis yang sama dan hal ini
memang wajar jika dialami oleh pasien, mengingat kondisi pasien jika memiliki
penyakit yang berkadar akut atau kronis
1.
Shock
atau kaget,pada saat menerima kabar berita tentang diagnosis penyakitnya dari
hasil pemeriksaan dokter atau rumah sakit.
2.
Denial
atau penolakan,klien merasa tidak percaya akan penyakit yang dideritanya dan
dia masih menyalahkan hasil pemeriksaan
3.
Marah,berusaha
menolak keadaan sakitnya dan selalu menyesali mengapa hal ini terjadi pada
dirinya
4.
Kecemasan
dan ketakutan dengan adanya pengrusakan,nyeri,penurunan Berat badan penipisan
finansial, dan sebagainya
5.
Depresi
dan merasa kesepian,
6.
Merasa
tidak berdaya dan putus asa,klien merasa tidak dapat menjalankan fungsinya
sebagai seorang isteri dan ibu,ini kaitannya dengan keadaan sosial pasien.
REAKSI DAN PENDEKATAN
SOSIAL
Penyakit flu burung bisa terjadi karena interaksi sosial atau
individu dengan individu, benda atau makhluk lain.
a. Melalui binatang
yaitu kontak
langsung dengan unggas atau binatang lain yang sakit atau produk unggas
yang sakit.
b. Melalui lingkungan
yaitu melalui udara
atau peralatan yang tercemar virus tersebut baik yang berasal dari tinja atau
sekret unggas yang terserang Flu Burung.
c. Melalui manusia
sifatnya sangat
terbatas dan tidak efisien (ditemukannya beberapa kasus dalam kelompok / cluster).
d. Melalui makanan
yaitu akibat mengkonsumsi
produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan sempurna di wilayah yang
dicurigai atau dipastikan terdapat hewan atau manusia yang terinfeksi H5N1
dalam satu bulan terakhir.
(Tamher & Noorkasiani. 2008)
Namun,
reaksi dan pendekatan sosial ini atau dapat dikatakan pendekatan sosial untuk
membantu kesembuhan penyakit atau hanya dalam kadarnya sebagai memberi dukungan
kepada si penderita penyakit agar tidak tertekan secara psikologisnya, sehingga ia masih mampu berinteraksi dengan
orang lain dengan kepercayaan dirinya atau mampu merasakan kesehatan secara
batin yang bisa saja memiliki efek positif bagi kesembuhan penyakit itu. Karena
ada seorang pemateri dalam sebuah seminar antropologi pernah mengatakan, gen
kesembuhan dimiliki setiap orang sejak mereka lahir, namun gen itu sendiri
hanya bisa berfungsi jika seseorang mampu “Percaya pada kesembuhan
penyakitnya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar