Selasa, 25 November 2014

RUANG LINGKUP KESEHATAN MASYARAKAT



KATA PENGANTAR
            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan HidayahNya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
            Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat”, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikannya dengan baik.
            Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada kakak pendamping yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah yang baik dan sesuai kaidah.
            Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

                                                                                   Samata, 15 September 2014

Penulis                                                                                               







ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ...................................................................................................  i
Daftar Isi............................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................  1
A.    Latar Belakang ..............................................................................  1
B.     Rumusan Masalah .........................................................................  4
C.     Tujuan ...........................................................................................  4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................  5
A.    Pengertian Kesehatan Masyarakat ................................................  5
B.     Sejarah Kesehatan Masyrakat di Dunia dan di Indonesia ............  9
C.     Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat ........................................  16
D.    Profil Tokoh Kesehatan Masyarakat .............................................  21
E.     Perbedaan Preventif, Kuratif, Promotif dan Rehabilitatif ............  24
BAB III. PENUTUP ........................................................................................  28
A.    Kesimpulan ...................................................................................  28
B.     Saran .............................................................................................  29
Daftar Pustaka .................................................................................................  30
Riwayat Hidup .................................................................................................  32



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu negara. Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut memiliki masyarakat yang juga makmur. Kemakmuran ini didukung oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kesehatan lingkungan masyarakat di suatu negara tersebut.
            Kesehatan masarakat adalah ilmu yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masarakat. Salah satunya pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosa dini dan pengobatan.
            Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya mereka sudah seringkali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang ada di sekeliling mereka seperti benda mati, mahkluk hidup, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain. Namun oleh karena keterbatasan ilmu pengetahuan mereka pada saat itu, maka setiap kejadian yang luar biasa dalam kehidupan mereka selalu diasosiasikan dengan hal-hal yang bersifat mistik, seperti wabah penyakit sampar yang berjangkit di suatu tempat dianggap sebagai kutukan dan kemarahan dewata.
            Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi oleh masyarakat kita saat ini . Semakin maju teknologi di bidang kedokteran ,semakin banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu sajadi pengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri. Tapi apakah benar hanya faktor tingkah laku saja yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat? Sebelum membahas tentang masalah kesehatan masyarakat tentunya lebih baik jika kita memahami konsep dari kesehatan masyarakat itu terlebih dahulu.
1
Pengetahuan masyarakat tentang konsep sehat dan sakit yang benar akan membuat masyarakat mengerti bagaimana memberdayakan diri untuk hidup sehat dan kebiasaan mereka untuk mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada. Hal ini merupakan dua dari empat grand strategy yang dilakukan Departemen Kesehatan untuk mewujudkan visinya yaitu “memandirikan masyarakat untuk hidup sehat” dengan misi “membuat masyarakat sehat” (Depkes RI, 2009).
2
Pemerintah sering dihadapkan pada berbagai masalah di bidang kesehatan, masalah yang cukup menjadi perhatian para ahli belakangan ini adalah assessment faktor risiko penyakit tidak menular.Salah satu penyebabnya adalah karena penyakit tidak menular sekarang ini memperlihatkan tendensi peningkatan.Peningkatan penyakit tidak menular ini banyak terjadi di negara berkembang karena perkembangan ekonominya mulai meningkat. Karena itulah maka terjadi peralihan bentuk penyakit yang harus dihadapi, yaitu dari penyakit menular dan infeksi menjadi penyakit tidak menular dan kronis. Proses tersebutlah yang kerap dikenal sebagai transisi epidemiologi (Bustan, 1997). Transisi penyakit di Indonesia mulai ditandai dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular yang dirawat inap di beberapa rumah sakit.Peningkatan ini menempatkan penyakit tidak menular menjadi penyakit utama rawat inap di berbagai fasilitas kesehatan.Karena itu seharusnya transisi epidemiologi juga menyebabkan terjadinya transisi kebijakan yang menyeluruh (Soegondo, 2004).
Penyakit tidak menular sering disebut sebagai penyakit kronis.Penyakit tidak menular memberikan kontribusi bagi 60 persen kematian secara global.Di berbagai negara yang termasuk negara berkembang, peningkatan penyakit ini terjadi secara cepat dan memberikan dampak yang sangat signifikan pada sisi sosial, ekonomi dan kesehatan. WHO sendiri memperkirakan bahwa pada tahun 2020, penyakit tidak menular akan menyebabkan 73 persen kematian secara global dan memberikan kontribusi bagi penyebab kematian secara global atau global burden of disease sebesar 60 persen. Permasalahannya adalah sekitar 80 persen dari penyakit tidak menular ini justru terjadi pada negara-negara dengan pendapatan rendah atau yang sering disebut sebagai low and middle income countries (Mirza, 2008).
Perubahan pola hidup manusia seperti gaya hidup, sosial ekonomi, urbanisasi dan industrialisasi pada akhirnya akan meningkatkan prevalensi penyakit tidakmenular, khususnya penyakit degeneratif. Kecenderungan untuk beralih dari makanan tradisional menjadi makanan cepat saji dan berlemak, terutama di daerah urban mengakibatkan perubahan penyakit yaitu menurunnya penyakit infeksi dan meningkatnya penyakit non infeksi (degeneratif).Hal ini menunjukkan telah terjadi transisi epidemiologi. Tentu saja penyakit ini akan menimbulkan suatu beban bagi pelayanan kesehatan dan perekonomian suatu negara karena memerlukan biaya yang besar untuk perawatannya (Bustan, 1997).
3
Kesehatan manusia bergerak maju atau mundur dalam kontunitas tertentu,
dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat atau sakit. Kesehatan tidak pernah constant. Parson (1972) mengatakan sehat adalah kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif, sedangan Dubois (1978) mengatakan bahwa kesehatan adalah proses yang kreatif, dimana individu secara aktif dan terus menerus mengadaptasi lingkungan. Dan menurut beberapa ahli keperawatan diantaranya Paplau H  mengatakan bahwa, Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif, dan produktif, Oream E.D mengatakan bahwa kesehatan keadaan integritas individu. Pemeliharaan diri sendiri secara secara umum adalah dasar untuk berfungsi secara optimal.Sedangkan King. M.E mengatakan kesehatan adalah keadaan yang dinamis dalam siklus hidup dan memperoleh adaptasi terus menerus terhadap stress (Christina Ibrahim,1986)
Hendric L.Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 (empat) faktor utama yang memengaruhi kesehatan masyarakat, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Kesehatan Masyarakat ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi sebagai dasar keahliannya dalam membantu masyarakat dalm mengatssi berbagai masalah kesehatan masyarakat yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pelayanan kesehatan merupan pendeketan praktis untuk melaksanakan pengasuhan kesehatan masyarakat di masyarakat dan operasinya di Indonesia dalam bentuk pembangunan kesehatan masyarakat desa, melalui posyandu.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, saling berinteraksi (Koentjaningrat, 1990).Masyarakat merupakan kesatuan-kesatuan hidup manusia, yang bahasa Inggrisnya dipakai adalah Society, yang berarti
4
kawan.Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab yang berarti ikut serta, berpartisipasi.
Dalam memberikan perawatan kesehatan masyarakat, Perawat melihat masyarakat sebagai kumpulan individu dalam suatu hubungan yang saling ketergantungan untuk memperoleh kebutuhan hidupnya secara terorganisir. Masyarakat merupakan suatu bentuk sistem social, dalam hubungan dengan lingkungannya, akan berusaha mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan seperti yang dikemukakan ole Maslow maupun A. Khalish, termasuk didalamnya untuk memenuhi kebutuhan akan asuhan Keperawatan dan pelayanan kesehatan.
Dalam perawatan kesehatan masyarakat keluarga sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan di bahas mengenai konsep dari kesehatan masyarakat,yaitu antara lain:
a.      Apa defenisi Ilmu kesehatan masyarakat?
b.     Bagaimana sejarah perkembangan kesehatan masyarakat didunia dan Indonesia ?
c.      Bagaimana ruang lingkup dalam kesehatan masyarakat ?
d.     Apa perbedaan antara preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif ?
C. Tujuan
a.       Untuk mendeskripsikan definisi kesehatan masyarakat
b.      Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan kesehatan masyarakat didunia dan Indonesia
c.       Untuk menjelaskan ruang lingkup kesehatan masyarakt itu sendiri
d.      Untuk menjalarkan perbedaan antara preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kesehatan Masyarakat
            Sudah banyak para ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masyarakat ini.Secara kronologis batasan-batasan kesehatan masyarakat mulai dengan batasan yang sangat sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat diringkas sebagai berikut.Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan masyarakat.
a)      Pengertian Kesmas dalam “Batasan Tertua” adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan.
b)      Penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
c)      Pada awal abad ke-19, kesehatan masyarakat sudah berkembang dengan baik, kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya integrasi antara ilmu sanitasi dengan ilmu kedokteran. Sedangkan ilmu kedokteran itu sendiri merupakan integrasi antara ilmu biologi dan ilmu sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan (kedokteran) dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat.
                 Kesehatan Masyarakat adalah suatu bidang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara bagaimana memberdayakan masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan di lingkungan tempat tinggal mereka.(ABC Medika, 2013).
5
Sedangkan, pada Abad ke-20 Definisi Kesehatan Masyarakat Pemukiman Penduduk Menurut profesor Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk mendeteksi dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.
6
Batasan lain disampaikan oleh Ikatan Dokter Amerika (1948). Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.Batasan ini mencakup pula usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit.
1)      Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Pre Scientific Period).
Sejarah kebudayaan peradaban masyarakat kuno yang berpusat di Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma (The Pre-Cristion Period). Pada saat itu pemerintah kota telah melakukan upaya-upaya pemberantasan penyakit. Sebagai bukti ditemukan dokumen-dokumen tentang peraturan-peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah (drainase), pengaturan air minum, pembuangan sampah, dsb.(Hanlon, 1964). Dari hasil penemuan arkeologi pada saat itu telah dibangun WC Umum (Public Latrine) dan sumber air minum sendiri namun untuk alasan ’estetika’, bukan untuk alasan kesehatan. Pada kerajaan Romawi Kuno, peraturan-peraturan yang dibuat bedasarakan alas ankesehatan. Dalam hal itu pegawai-pegawai kerajaan ditugaskan untuk melakukan supervisi kelapangan ke tempat-tempat air minum (Public Bar), warung makan, tempat-tempat prostitusi, dsb.
a)      Abad Pertama sampai Abad Ketujuh.
Pada masa ini berbagai penyakit menyerang penduduk.Di berbagai tempat terjadi endemic atau wabah penyakit.Bahkan begitu banyaknya penyakit menular dan, oleh karena itu kesehatan masyarakat makin dirasakan pentingnya (Halon, 1964).Penyakit kolera menjalar dari Inggris ke Afrika, kemudian ke Asia (khususnya Asia Barat dan Asia Timur) dan akhirnya sampai ke Asia Selatan.Pada Abad ke 7 India menjadi pusat endemik kolera.Selain kolera penyakit lepra menyebar dari Mesir ke Asia Kecil dan Eropa melalui emigran. Upaya-upaya yang dilakukan adalah perbaikan lingkungan yaitu higiene dan sanitasi, pengusahaan air minum yang bersih, pembuangan sampah, ventilasi rumah telah menjadi bagian kehidupan masyarakat waktu itu (Notoadmodjo, 2005).
b)     
7
 Abad ke-13 sampai abad ke-17.
Pada masa ini kejadian endemik Pes yang paling dasyat terjadi di China dan India,diperkirkan 13 juta orang meninggal. Catatan lain di India, Mesir dan Gaza 13.000 orang meninggal setiap harinya, atau selamah wabah tersebut jumlah kematian mencapai 60 juta orang. Pertistiwa tersebut dikenal dengan ’The Black Death’.Pada abad tersebut Kolera juga menjadi masalah di beberapa tempat.Tahun 1603 terjadi kematian 1 diantara 6 orang karena penyakit menular.Tahun1965 meningkat menjadi 1 diantara 5 orang.Tahun 1759 tercatat penyakit-penyakit lain yang mewabah diantaranya Dipteri, Tifus, dan Disentri.
2)      Periode Ilmu Pengetahuan (Scientific Period).
Abad ke-18 sampai permulaan abad ke-19 (kebangkitan Ilmu Pengetahuan. Penyakit-penyakit yang muncul bukan saja dilihat sebagai fenomena biologis yang sempit,tetapi merupakan suatu masalah yang komplek. Pada masa ini juga ditemukan berbagaimacam vaksin dan bahan disinvektans.Vaksin Cacar oleh Luis Pasteur, Asam Carbolic untuksterilisasai ruangan operasi ditemukan oleh Joseph Lister, Ether untuk Anestesi oleh WilliemMarton, dsb.
Tahun 1832 di Inggris terjadi epidemic Kolera. Parlemen Inggris menugaskan Edmin Chadwich, seorang pakar sosial untuk memimpin penyelidikan penyakit tersebut. Atas laporanya tersebut Parlemen Inggris mengeluarkan UU tentang upaya-upaya peningkatan kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan dan tempat kerja, pabrik, dsb. John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani masalah kesehatan.
8
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan tenaga kesehatan. Tahun 1883 Sekolah Tinggi Kedokteran didirikan oleh John Hopkins di Baltimore AS, dengan salah satu departemennya adalah Departemen Kesehatan Masyarakat. Tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar di Eropa, Kanada, dsb.Dari segi pelayanan masyarakat, pada tahun 1855 untuk pertama kalinya pemerintah AS membentuk Departemen Kesehatan yang merupakan peningkatan dari Departemen Kesehatan Kota yang sudah terbentuk sebelumnya. Tahun 1972 dibentuk Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Association) (Notoamodjo, 2005).
Dari perkembangan batasan kesehatan masyarakat seperti tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
Definisi kesehatan masyarakat itu sendiri diatur dalam beberapa UU diantaranya :
                        I.     Menurut UU No.9 Pasal 2 Tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan Kesehatan adalah kesehatan badan ( somatik ), bukan hanya keadaan yangbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
                     II.     Menurut UU RI Nomor 23 Tahun 1992 Pasal 1 butir 1. Kesehatan adalah keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Jadi, Kesmas adalah “Kombinasi antara teori (ilmu) dan praktik (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit dan memperpanjang usia hidup dan meningkatkan kesehatan masyarakat dan pengorganisasian masyarakat (menghimpun dan mengembangkan masyarakat dalam usaha :preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif)”



9
B. Sejarah Kesehatan Masyarakat
1) Sejarah Kesehatan Masyarakat di dunia
Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh metologi Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik.
Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai isterinya juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan.Beda antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan / penanganan masalah kesehatan adalah, Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, menghindari makanan / minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan melakukan olahraga.
Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik daripada dengan pengobatan / pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya muncul 2 aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan.Kelompok atau aliran pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif (pengobatan).Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit baik fisik, psikis, mental maupun sosial.
Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya penyakit.Kedalam kelompok ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah atau institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang.Dalam perkembangan selanjutnya maka seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan atau preventif (preventive health care).
1)     
10
Sejarah Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Dengan melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Tahun 1807 – Pemerintahan Jendral Daendels, melakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi, tetapi tidak berlangsung lama karena langkanya tenaga pelatih. Tahun 1888 – Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
Tahun 1925 – Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
Tahun 1927 – STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI.Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia.
1.        Masa Pra Kemerdekaan.
Pada tahun 1807 Gubernur Jendral Daendels melakukan pelatihan praktik persalinan padapara dukun bayi.Pada tahun 1851 didirikan sekolah dokter Jawa di Batavia yaitu STOVIA.Tahun 1888 di Bandung didirikan Pusat Laboratorium Kedokteran yang selanjutnya menjadi Lembaga Eykman sekarang.Pada Tahun 1913 didirikan Sekolah Dokter Belanda yaitu NIAS di Surabaya.Tahun 1922 terjadi wabah Pes, sehingga tahun 1933-1935 diadakan pemberantasan Pes dengan DDT dan vaksinasi massal. Hasil penyelidikan Hydric, petugas kesehatan pemerintah waktu itu, penyebab kesakitan dan kematian yang terjadi di Banyumas adalah kondisi sanitasi, lingkungan dan perilaku penduduk yang sangat buruk. Hydric kemudian mengembangankan percontohan dan propaganda kesehatan.
2.       
11
Masa Era Kemerdekaan.
a. Pra Reformasi.
                                                 I.        Masa Orde Lama.
Pada tahun 1951 konsep bandung Plan diperkenalkan oleh dr. Y. Leimena dan dr. Patah, yaitu konsep pelayanan yang menggabungkan antara pelayanan kuratif dan preventif.
Tahun 1956 didirikanlah proyek Bekasi oleh dr. Y. Sulianti di Lemah Abang, yaitu model pelayanan kesehatan pedesaan dan pusat pelatihan tenaga. Kemudian didirikan Health Centre (HC) di 8 lokasi, yaitu di Indrapura (Sumut), Bojong Loa (Jabar), Salaman (Jateng), Mojosari (Jatim), Kesiman (Bali), Metro (Lampung), DIY dan Kalimatan Selatan. Pada tanggal 12 November 1962 Presiden Soekarno mencanangkan program pemberantasan malaria dan pada tanggal tersebut menjadi Hari Kesehatan Nasional (HKN).
1.      Masa Orde Baru.
Konsep Bandung Plan terus dikembangkan, tahun 1967 diadakan seminar konsep
Puskesmas. Pada tahun 1968 konsep Puskesmas ditetapkan dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional dengan disepakatinya bentuk Puskesmas yaitu Tipe A, B & C. Kegiatan Puskesmas saat itu dikenal dengan istilah ’Basic’. Ada Basic 7, Basic 13 Health Service yaitu : KIA, KB, Gizi Mas., Kesling, P3M, PKM, BP, PHN, UKS, UHG, UKJ, Lab, Pencatatan dan Pelaporan. Pada tahun 1969, Tipe Puskesmas menjadi A & B. Pada tahun 1977 Indonesia ikut menandatangi kesepakatan Visi : ”Health For All By The Year 2000”, di Alma Ata, negara bekas Federasi Uni Soviet, pengembangan dari konsep ” Primary Health Care”. Tahun 1979 Puskesmas tidak ada pen’Tipe’an, dan dikembangkan piranti manajerial Perencanaan dan penilaian Puskesmas yaitu ’ Micro Planning’ dan Stratifikasi Puskesmas.
12
Pada tahun 1984 dikembangkan Posyandu, yaitu pemngembangan dari pos penimbangan dan karang gizi.Posyandu dengan 5 programnya yaitu, KIA, KB, Gizi, Penangulangan Diare dan Imunisasi dengan 5 Mejanya (Notoadmodjo, 2005). Pada waktu-waktu selanjutnya Posyandu bukan saja untuk pelayanan Balita tetpai juga untuk pelayanan ibu hamil. Bahkanpada waktu-waktu tertentu untuk promosi dan distribusi Vit.A, Fe, Garam Yodium, dan suplemen gizi lainnya. Bahkan Posyandun saat ini juga menjadi andalah kegiatan penggerakan masyarakat (mobilisasi sosial) seperti PIN, Campak, Vit A, dsb.
b. Reformasi.
Waktu terus bergulir, tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi. Kemiskinan meningkat, kemampuan daya beli masyarakat rendah, menyebabkan akses ke pelayanan kesehatan renda, kemudian dikembangkan program kesehatan untuk masyarakat miskin yaitu, JPS-BK. Tahun 1998 Indonesia mengalami reformasi berbagai bidang termasuk pemerintahandan menjadi negara dermokrasi. Tahun 2001 otonomi daerah mulai dilaksanakan, sehingga dilapangan program-prorgam kesehatan bernunasa desentralisasi dan sebagai konsekuensi negara demokrasi, program-program kesehatan juga banyak yang bernuasa ’politis’. Tahun 2003 JPS-BK kemudian penjadi PKPS-BBM Bidang Kesehatan, tahun 2005 berubah lagi menjadi Askeskin. Pada saat itu juga dikembangkan Visi Indonesia Sehat Tahun 2010 dengan Paradigma Sehat.Puskesmas dan Posyandu masih tetap eksis, bahkan Posyandu menjadi andalan ujung tombak ’mobilisasai sosial’ bidang kesehatan.Dalam era otonomi dan demokrasi menuntut akutanbilitas dan kemitraan, sehingga berkembang LSM-LSM baik bidang kesehatan, maupun bukan untuk menuntut akutanbilitas tersebut dalam berbagai bentuk partisipasi. Sebagai ’partnersship’ LSM-LSM tersebut program kesehatan yang bertanggung jawab adalah Promosi Kesehatan. Promosi Kesehatan harus menjadi ujung tombak mewakili program kesehatan secara keseluruhan, baik sebagai pemasaran-sosial Visi Indonesia Sehat 2010 untuk merubah paradigma (Paradigma Sehat)petugas kesehatan dan masyarakat. Tugas lainpromosi kesehatan melakukan advokasi, komunikasi kesehatan dan mobilisasi sosial, baik kepada pihak legislatif, eksekutif maupun masyarakat itu sendiri. Terutama melalui kemitraan dengan LSM-LSM tersebut.
13
Dengan kata lain pada era otonomi/desentralisasi saat ini sektor kesehatan harus diperjuangkan juga secara politik karena sebenarnya saat ini bidang kesehatan disebut juga sebagai era ’Political Health’, maka peranan promosi kesehatan sangat menonjol dalam ikut mengakomodasi upaya tersebut dengan berbagai strategi. Secara universal perkembangan Kesehatan Masyarakat dibagi menjadi 5 era, dengan dasar pembagian 5 unsur, yaitu unsur jangkuan dengan filosofi yang dianut dengan titik berat pelayanan, unsur penyelnggaraan pendidikan dan penelitian pengembangan.
1.   Tahun 1930 – Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan.
2.  
14
Tahun 1935 – Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
3.   Tahun 1951 -Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y.Leimena dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan.konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.
4.   Tahun 1952 – Pelatihan intensif dukun bayi
5.   Tahun 1956 – Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan,sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.
6.   Tahun 1967 – Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.
7.   Tahun 1968 – Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.
8.  
15
Tahun 1969 – Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.
9.   Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.
10.    Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi)
11.    Awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan Belanda pada abad ke-16.Telah dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Memasuki zaman kemerdekaan, salah satu tonggak penting perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yaitu diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) tahun 1951 oleh Dr. Y. Leimena & Dr. Patah selanjutnya dikenal dengan istilah Patah – Leimena. Isinya bahwa pelayanan kesehatan masyarakat , aspek kuratif dan aspek preventif tidak boleh dipisahkan baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas. Tahun 1956 oleh Dr. Y. Sulianti didirikan proyek Bekasi (tepatnya lemah abang) sebagai proyek percontohan atau model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia dan sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan. Konsep ini merupakan model atau konsep keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis, juga menekankan pada pendekatan tim dalam pengelolaan program.
16
Pada tahun 1967, diadakan seminar yang merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu.Dibuat konsep Puskesmas oleh Dr Ahmad Dipodilogo yang mengacu pada konsep Bandung dan Bekasi.
Pada tahun 1968, dilaksanakan Rakernas yang menetapkan Puskesmas merupakan sistem pelayanan terpadu yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Tahun 1984, tanggung jawab puskesmas ditingkatkan dengan berkembangnya program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana (Posyandu).
C. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat
            Sesuai dengan perkembangan ilmu, maka disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat pun berkembang. Sehingga sampai pada saat ini disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain,mencakup ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika,ilmu lingkungan,sosiologi, antropologi, psikologi,ilmu pendidikan dan sebagainya. Oleh sebab itu, ilmu kesehatan masyarakat adalah merupakan ilmu yang multidisiplin.
            Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat atau sering disebut sebagai pilar utama ilmu kesehatan masyarkat antara lain :
1. Epidemiologi
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi = pada, Demos = penduduk, logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.
Banyak definisi tentang Epidemiologi yang diungkapkan para ahli, beberapa diantaranya yaitu :
17
a. W.H. Welch
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang.
b. Mausner dan Kramer
Epidemiologi merupakan studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.
c. Last
Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan.
d. Mac Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
e. Omran
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
f. W.H. Frost
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.
g. Azrul Azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.

18
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang ada dalam epidemiologi, sebagai berikut :
1) Frekuensi masalah kesehatan
2) Penyebaran masalah kesehatan
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan, maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :
a.    Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat.
b.    Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil keputusan.
c.    Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.
d.   Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
e.    Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.
Hal yang perlu kita perhatikan sebagai tenaga kesehatan khususnya yang memiliki basic di bidang epidemiologi yang mengetahui apa saja ruang lingkup atau jangkauan epidemiologi karena ruang lingkup epidemiologi semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Perkembangan tersebut secara kasat mata dapa kita lihat dalam lingkup kesehatan sekarang ini.
Di era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang ini memicu jangkauan epidemiolgi semakin meluas. Secara garis besarnya jangkauan atau ruang lingkup epidemiologi antara lain:
1.      Epidemiologi Penyakit Menular
2.      Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
3.      Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
4.     
19
 Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
5.      Epidemiologi Kesehatan Kerja
6.      Epidemiologi Kesehatan Darurat
7.      Epidemiologi Kesehatan Jiwa
8.      Epidemiologi Perencanaan
9.      Epidemiologi Prilaku
10.  Epidemiologi Genetik
11.  Epidemiologi Gizi
12.  Epidemiologi Remaja
13.  Epidemiologi Demografi
14.  Epidemiologi Klinik
15.  Epidemiologi Kausalitas
16.  Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
2. Biostatistik /Statistik Kesehatan
Statistik dipakai dalam masalah-masalah kesehatan, baik dalam rencana, aplikasi, evaluasi, maupun monitoring. Statistik menjadi penting karena setiap pencatatan permasalahan kesehatan diperlukan untuk melakukan perbaikan.
Ruang Lingkup statistika kesehatan :
1.      Statistika perikehidupan, berupa kelahiran, kematian, dan perkawinan
2.      Mortalitas
3.      Fertilitas
4.      Morbiditas
5.      Pelayanan Kesehatan
6.      Demografi
7.      Lingkungan
8.      Gizi
Guna statistik kesehatan, antara lain :
1.      Mengukur derajat kesehatan masyarakat
2.      Memonitor kemajuan status kesehatan di suatu daerah
3.      Mengevaluasi program kesehatan
4.     
20
Membandingkan status kesehatan di berbagai daerah
5.      Memotivasi tenaga kesehatan dan policy maker (pembuat kebijakan) untuk  menyelesaikan masalah kesehatan
6.      Menentukan prioritas masalah kesehatan
3.    Kesehatan Lingkungan
Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat telah dipilih empat indikator, yaitu :
a)      Penggunaan Air Bersih
b)      Rumah Sehat
c)      Keluarga denga kepemilikan sarana sanitasi dasar
d)     Tempat Umum dan Pengolahan Makanan
e)      Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku
f)       Administrasi Kesehatan Masyarakat
Administrasi kesehatan masyarakat yaitu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Secara umum, fungsi adaministrasi dibedakan atas 4 macam yakni :
1.      Perencanaan, termasuk perencanaan pembiayan
2.      Pengorganisasian, yang didalamnya termasuk penyusunan staff.
3.      Pelaksanaan, yang didalamnya termasuk pengerahan, pengkoordinasian
4.      Penilaian, yakni dalam rangka melihat apakah rencana yang telah disusun dapat dicapai atau tidak.
          Dalam pencapaian tujuan administrasi kesehatan ini melibatkan banyak pihak, diantaranya pemerintah, rumah sakit, asuransi dan apotik. Namun dalam administrasi kesehatan ini tidak hanya pelayanan pengobatan tetapi juga bersifat preventif (pencegahan).
6. Gizi Masyarakat
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji makanan yang dikaitkan dengan kesehatan. Adapun ilmu gizi yakni mencakup mulai dari pengadaan,pemilihan, pengolahan dan penyajian. Gizi masyarakat berurusan dengan gangguan gizi pada masyrakat dimana masyarkay mempunyai aspekyang luas,sehingga harus ditangani secara multisektoral.
21
7. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja dalam lingkup kesehatan masyarkat sering dikaitkan dengan keselamatan kerja.Untuk itu, dikenal dengan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ). K3 merupakan adalah suatu kondisi yang terjadipada seseorang dalam hubungannya dengan dunia atau tempat dimana ia kerja.Misalnya, terjadi gangguan kerja akibat suana tempat kerja yang bising, cedera otot tulang,bahaya kebakaran,dsb.
D. Profil Tokoh Kesehatan Masyarakat
1. Charles-Edward Amory Winslow
Charles-Edward Amory Winslow (1877-1957) adalah seorang tokoh kesehatan masyarakat selain H.L Blum, tidak hanya di negerinya sendiri, Amerika Serikat, tapi di dunia Barat yang lebih luas. Visinya dan kepemimpinan intelektual memungkinkan dia, lebih dari orang lain, untuk mempengaruhi pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat di Amerika Serikat maupun di negara-negara Eropa. kepemimpinan diilhami-Nya berbuat banyak untuk memastikan bahwa industri berkembang pesat kota dan daerah pedesaan di Amerika Serikat cukup diberikan dengan pelayanan kesehatan esensial publik sanitasi, regulasi makanan dan bahaya melalui air untuk kesehatan, pengembangan program kesehatan pendidikan, dan pendidikan spesialis kesehatan masyarakat. Dalam periode yang didominasi oleh penemuan-penemuan dalam bakteriologi, ia mengakui pentingnya perspektif yang lebih luas tentang sebab-akibat dari yang dianut oleh teori kuman penyakit.
Selama empat puluh tahun, 1915-1945, Winslow adalah seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas Yale. pengajaran-Nya di Yale menekankan perspektif holistik, dan dia pasti banyak dipengaruhi anak didiknya dan siswa, seperti Yusuf Goldberger, yang bekerja pada defisiensi diet yang menyebabkan pellagra mungkin telah diturunkan pada bagian dari ajaran Winslow.
22
Winslow memulai karirnya sebagai seorang ahli bakteriologi, namun ia segera diperluas fokus untuk merangkul kesehatan dan lingkungan, kondisi rumah, epidemiologi, administrasi kesehatan masyarakat, keperawatan, kesehatan mental, dan organisasi perawatan medis. Winslow warisan termasuk beberapa monograf yang telah menjadi klasik kesehatan masyarakat dan epidemiologi, termasuk Evolusi dan Pentingnya Modern Kampanye Kesehatan Masyarakat (1923), Penaklukan Wabah Penyakit (1943), dan Sejarah Amerika Epidemiologi (1952).
2.  Prof Dr dr Azrul Azwar, MPH 
Lahir: 6 Juni 1945 (umur 68) Kutacane, 
Nanggroe Aceh Darussalam, Hindia Belanda
Meninggal: Jakarta, 1 April 2014 (umur 68)
Kebangsaan: Indonesia
Pekerjaan: Dokter
Prof Dr dr Azrul Azwar, MPH adalah seorang dokter dan ahli kesehatan masyarakat asal Indonesia. Terakhir ia menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia dan Ketua Stikes Binawan Jakarta. Dilingkungan pemerintahan, Azrul pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, sedangkan di almamaternya, Universitas Indonesia, Azrul adalah Guru Besar Ilmu Kedokteran Komunitas dan pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai Komisaris PT Kimia Farma, Tbk, serta Komisaris Utama PT Indo Farma, Tbk.
Azrul Azwar lahir di Kutacane, Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 6 Juni 1945 dari pasangan perantau Minangkabau. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (1972). Kemudian ia memperdalam ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu kedokteran pencegahan di universitas yang sama. Lima tahun kemudian, Azrul memperoleh gelar MPH dari School of Public Health University of Hawaii. Pada tahun 1991-1996, ia menimba ilmu kembali dan memperoleh gelar doktor dalam ilmu kedokteran dengan hasil yudisium cumlaude
23
Azrul Azwar memiliki kebiasaan menulis yang dituangkannya dalam beberapa judul buku dan artikel mengenai kesehatan. Selain itu, ia juga menulis beberpa novel, antara lain Dik Atun dan Mimi. Menjadi Pemimpin Redaksi majalah kesehatan beberapa kali dijalaninya, seperti pada Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia. Di samping hobi menulis, ia juga aktif berorganisasi. Azrul pernah menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ketua Umum Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), Ketua Umum Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI), Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, serta Ketua Umum Masyarakat Perlebahan Indonesia.
Azrul juga merupakan salah satu dokter asal Indonesia yang banyak terlibat dalam berbagai organisasi kesehatan dunia, antara lain menjadi konsultan World Health Organization (WHO), konsultan International Organization of Migration (IOM), Wakil Presiden Medical Association of ASEAN, Presiden World Medical Association (WMA), Presiden Confederation of Medical Association in Asia & Oceania (CMAAO), Ketua Umum Asean Scout Association for Regional Cooperation (ASARc) serta Ketua Umum Asean Regional Primary Health Care Cooperation (ARPAc).
Pada tahun 1973 Azrul menikah dengan Dr Rihna Azrul Azwar, teman sealmamaternya, dan dikaruniai 3 orang putra, Aidil Nusantara, Ilham Samudera dan Imam Dirgantara, serta 3 orang cucu, semuanya puteri. Prof Dr dr Azrul Azwar, MPH, meninggal Selasa sore tanggal 1 April 2014 di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.
3.     
24
Mayjen Tni (purn) Dr.T.B Silalahi (Tiopan Bernhard Silalahi)
Beliau adalah tokoh tangguh dari Tapanuli Utara yang lahir di Pematangsiantar pada 17 April 1938. [1] T.B Silalahi dikenal sebagai pemimpin dari latar belakang militer namun beliau memperjuangkan masyarakat bukan dengan senapan atau mesiu melainkan dengan basis pada peningkatan pengembangan pengetahuan dan keilmuan pada masyarakat. “Beliau adalah tokoh yang sangat cinta pendidikan dan membaca. TB menyenangi tugas mengajar. Itu sempat membuat komandannya kaget ketika dalam mengisi formulir penempatan, TB memilih mengajar. Lulusan terbaik setiap jenjang pendidikan selalu mendapat prioritas untuk memilih ditempatkan di mana. TB memilih mengajar! Yang umumnya dijauhi perwira lain. Padahal, dia perwira kavaleri yang tangguh.” [2]. TB Simatupang beroleh gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gregorio Araneta, 8 agustus 1996 di Manila, Filipina.
Beliau merupakan tokoh yang peduli dengan Keselamatan Kerja di Indonesia. Pada tahun 1988 TB Silalahi menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Pertambangan dan Energi. Pada periode masa baktinya tersebut, beliau meresmikan Sarana Diklat Fire & Safety PPT Migas di Cepu pada 5 September 1989.
Menurut mantan Menpan TB Silalahi yang pernah menyoroti masalah SDM aparatur merupakan salah satu masalah yang krusial yang harus diselesaikan, rendahnya kualitas SDM aparatur tersebut melibatkan banyak faktor yang disebabkan oleh kemampuan professional dan etos kerja aparatur di daerah, sehingga kreativitas untuk mengembangkan daerah sulit dilaksanakan dan jika hal itu berkelanjutan maka sumber daya manusia yang seyogyanya menjadi asset utama untuk mengupayakan pertumbuhan daerah akan cenderung menjadi beban pemerintah.
Pada tahun 1995 Kemen PAN & RB membentuk program Citra Pelayanan Publik. “Ada program yang menarik, kami kembangkan sekarang, ada Program Citra Pelayanan Publik yang dikembangkan tahun 1995 oleh Pak TB Silalahi,” ujar Petrus. Program ini merupakan pencarian sumber daya-sumber daya manusia yang dinilai memiliki itikad baik untuk memperbaiki pelayanan.
25
E. Perbedaan Preventif, Kuratif, Promotif dan Rehabilitatif
1. Promotif ( peningkatan kesehatan )
Merupakan usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perseorangan,pemeliharaan kesehatan lingkungan,olahraga secara teratur,istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan yang opptimal. Atau Usaha Promotif
Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya :
a)      Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.
b)      Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.
c)      Pendidikan kesehatan kepada masyarakat sesuai kebutuhannya.
d)     Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.
2. Preventif ( pencegahan penyakit )
Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini atau Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat
26
Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga,  kelompok dan masyarakat.
Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :
a)      Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah.
b)      Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah.
c)      Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
d)     Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).
e)      Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.
3. Kuratif ( pengobatan )
Adalah usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk dapat diobati secara tepat dan adekuat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulihkan kesehatannya
Upaya kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan.
Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :
a.       Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis penderita TB
b.      Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit
c.       Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifas
d.      Perawatan payudara
e.       Perawatan tali pusat bayi baru lahir
f.       Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.



27
4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Meupakan usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya. Usaha pemulihan ini ditujukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan fisik,mentaldan social pasien sebagai akibat dari penyakit yang dideritanya melalui latihan-latihan yang telah terprogram dan dapat puladilakukan melalui latihan fisioterapi. Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
Usaha yang dilakukan, yaitu:
a.       Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang, kelainan bawaan.
b.      Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).




BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1.      Asclepius: dokter pertama yang dapat mengobati penyakit dan melakukan pembedahan dengan cara tertentu. Higiena, asisten/isri Asclepius, mengajarkan pada pengikutnya melalui pendekatan Hidup seimbang, menghindari makanan/minuman beracun, makan makan yang bergizi, cukup istirahat dan olah raga. Dari cerita mitos Yunani tersebut, muncul dua pendekatan dalam penangan kesehatan, aliran pertama lebih menekankan pengobatan (kuratif), aliran kedua lebih menekankan pencegahan (preventif) dan peningkatan (promosi) kesehatan.
2.      Periode ilmu kesehatan masyarakat terbagi atas 2 yatu sebelum ilmu pengetahuan dan sesudahnya.
3.      Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan untuk :
a.       Mencegah timbulnya penyakit ,
b.      Memperpanjang umur
c.       Meningkatkan nilai kesehatan fisik dan mental melalui usaha usaha kesehatan masyarakat yang terorganisasi.
4.      Secara garis besar, pilar utama ilmu kesehatan masyarakat sebagai berikut:Epidemiologi ,Biostatistik / Statistik kesehataN ,Kesehatan lingkungan,Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku,Administrasi kesehatan masyarakat,Gizi masyarakat,Kesehatan kerja,
5.      Menurut Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu: factor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan.
6.       Sasaran Kesehatan masyarakat yaitu:individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat.
28

 

29
B. Saran
Hendaknya para mahasiswa giat belajar agar bisa menenggulangi permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat banyak saat ini.



30
Daftar Pustaka
Waluyo, Yud. 2011. Ilmu kesehatan masyarakat. Malang : Penerbit UMM Press
McKenzie, James. 2007. Kesehatan Masyrakat suatu pengantar edisi 4. Jakarta : EGC
Effendi, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Syafruddin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta Timur : Trans Info Media
Mubarak, Wahit Iqbal. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit Salemba
31
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CDoQFjAD&url=http%3A%2F%2Fwww.pnhp.org%2Fexcessdeaths%2Fhealth-insurance-and-mortality-in-US-adults.pdf&ei=EtkSVOLTCsOxuATNlIGgDw&usg=AFQjCNFK60gREVq1V4v1Bqzwm5fQVNg5yg&bvm=bv.75097201,d.c2E


32
Riwayat hidup
            Hasmi septiani, itulah nama yang saya dapat dari kedua orang tua saya, lahir 6 september 19 5. Saya lahir dari sepasang malaikat dalam hidup saya, mereka adalah “Muslimin dan Itaha”.  Saya mengenal orang lain atau lebih tepatnya teman baru di TK Sipurennu Barata. Kemudian saya melanjutkannya ke seragam merah putih di SDN 143 Limpotengah, berteman dengan teman-teman  yang berada dalam daerah yang sama, saat itu kami hanya tahu belajar dengan buku dan cara bermain yang baik selama 6 tahun. Saya kemudian berseragam biru putih di SMPN 3 Marioriwawo, belajar banyak dari guru-guru disini. Sedangkan Putih Abu-Abu saya jajaki di SMAN 1 Marioriwawo bersama teman-teman Laskar Jingga. Saya bertemu banyak teman disini, sayapun ikut OSIS disekolah ini sebagai anggota. Dikelas dua saya kemudian diangkat menjadi Ketua bidang “Keterampilan dan Kewirausahaan”. Saya sangat mendapat pengalaman berharga dari bidang ini. Wakasek Kesiswaan lalu memberi bagian bidangku untuk menjual baju olahraga, mengurus sana-sini, diguyur hujan bahkan pulang isya seperti rutinitas saat itu dalam krisis dana organisasiku, hasilnya untuk pertama kalinya periodekulah yang mencanangkan “Porseni SMA se-Soppeng”. Dikelas dua juga, saya pernah ikut dalam “English Debate” di kabupaten dan harus puas dengan juara 3, tapi tidak apalah yang pentingkan ilmunya. Sedangkan dalam acara Porseni saya pernah menang Lomba debat kepemimpinan, juara 2 basket (walaupun saya tidak punya basic basket), Debat kepemimpinan, saya juga pernah dijadikan perwakilan sekolah untuk OSN Komputer. Namun sayang, saya harus ikut lomba itu dengan keadaan kurang sehat dan harus sabar karna tidak mendapat juara, tapi gagal bukan berarti tidak sukses, aka nada kesempatan diwaktu lain dan mungkin tempat yang berbeda. Dari kelas satu sampai kelas tiga sma saya tertarik dengan bahasa Inggris dan saya bermimpi untuk berkecimpung dalam dunia Sastra Inggris. Namun, hal itu berubah dengan sekejab ketika ibu saya sakit parah dan harus dibawa ke RS, sialnya lagi saat itu saya sedang tipus dan tidak bisa menemani ibu saya. Saat-saat itulah saya memutar kemudi kapal mimpi saya ke dunia kesehatan dan memegang prinsip “Tidak akan cukup dengan saya yang suatu saat nanti hanya sukses, namun saya harus berguna bagi orang lain”.

1 komentar:

  1. bermanfaat banget kak:) . jangan lupa berkunjung ke blog ku ya kak
    https://sederhanasehatbersama.blogspot.com/2019/02/kesehatan-masyarakat.html

    BalasHapus